Tanpa kopi, suami saya mati. Dia sering bilang begitu di awal-awal kami pacaran.
“Kopi itu kaya oksigen buat aku, Las. Dadaku suka sesak kalau ga minum kopi. Persis seperti orang kekurangan oksigen” ujarnya di kencan pertama kami.
Waktu pertama kali saya buatkan dia kopi, dia marah. Kami menikah baru dua hari waktu itu.
“Kopi yang enak itu satu sendok gula, satu sendok kopi, secangkir air panas, Las. Kok kamu cuma taruh kopi setengah sendok. Itu kopi untuk laki-laki banci. Aku ini laki-laki sejati. Kamu ga becus banget melayani suami.” Saya membuatkan kopi seperti yang dia perintahkan.
“Bagus, jangan bikin aku menyesal menikahimu.”
Suatu waktu saya pernah bertanya.
“Kalau disuruh milih kopi atau aku, kamu pilih siapa, Ko?”
“Kopilah. Kamukan nggak mungkin meninggalkanku.” Sialnya, meski perkataannya menyakitkan, tapi dia benar. Saya terlalu cinta pada suami saya itu. Cinta saya makin besar saja meski selama lima tahun ini kami belum punya anak dan Joko jarang menyentuh say. Lalu seperti angin di musim kemarau, Bayu datang ke kehidupan saya, menjawab semua pertanyaan yang tak bisa saya jawab dari diri Joko.
“Kamu kenal Bayu, Las?” Katanya pagi ini.Saya mengangguk was-was sambil meletakkan secangkir kopi di meja di hadapannya.
“Iya, dia punya kafe kopi di ujung gang.”
“Jangan ketemu dia lagi!”
“Kenapa? Karena dia tahu rahasia kamu ga bisa bikin aku ham..” Belum selesai saya menyelesaikan omongan saya, suami saya mendorong cangkir kopi ke arah saya dan membasahi celana saya.
“Kalau aku bilang jangan ketemu dia. Jangan, perempuan keparat!” Dia kini mendorong meja ke arah saya. Saya terpental ke belakang
“Sekarang buatkan kopi lagi!” Aku mendesah pedih dan berlalu ke dapur. Di dapur sambil menahan sakit di perut, saya keluarkan botol berisi racun tikus yang telah saya siapkan lama. Saya memasukkan semua isinya ke dalam cangkir. Teringat perkataan Bayu.
“Joko sering minum kopi di sini, loh, Las. Kamu memang istri yang ga becus membuat kopi enak saja ga bisa.” Suara kemayu Bayu membuat saya muak. Kalau saya tak bisa membuatkan kopi enak untuk memuaskan Joko, jangan harap Bayu bisa.